Rahasia Shalat Tahajud
Bismillah..
AWAL MULA TAHAJUD DISYARI’ATKAN
Allah Ta'ala berfirman,
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari.” (QS. Al-Muzzammil: 1-2)
Ayat tersebut merupakan salah satu dasar disyaria’tkannya shalat tahajud. Sebuah seruan kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk qiyamullail. Kata “berselimut” (Al-Muzzammil) dalam ayat di atas secara kontekstual dapat diartikan orang yang sedang dirundung masalah, kegelisahan, kecemasan, kekhawatiran, atau ketakutan dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang menimpanya. Sebab, surah ini turun setelah Rasulullah ﷺ menghadapi masalah berat, penghinaan, caci-maki, ancaman, dan percobaan pembunuhan dari kaum Quraisy.
Jadi, bagi Rasulullah ﷺ dan para sahabat, shalat malam diperlukan untuk menguatkan rohani guna menghadapi tantangan berat dalam melaksanakan dakwah. Dengan tekun mereka bertahajud demi mempererat hubungan dengan Rabb-nya, sumber segala pertolongan. Untuk itu, shalat tahajud bagi kita merupakan kebutuhan demi menghadapi problem kehidupan yang tak kunjung habis.
Selama satu tahun pertama, tahajud diwajibkan bagi kaum muslimin. Rasulullah ﷺ melakukan qiyamullail sampai bengkak kakinya. Sampai-sampai Siti Khadijah Ra. berseru:
“Wahai Rasulullah, jangan mempersulit. Tidurlah dulu!” Beliau segera menjawab, “Wahai Khadijah, masa tidur telah lewat.”
Sebagian sahabat juga sangat antusias beribadah sepanjang malam sehingga diberi keringanan.
“Bacalah apa yang mudah dari Al-Qur’an.” (QS. Al-Muzzammil: 20)
Namun, akhirnya shalat tahajud ini hanya wajib bagi Rasulullah ﷺ pribadi, sedangkan bagi umatnya ia disunnahkan. Al-Qur’an menyebutkannya nafilah (ibadah tambahan atau sunnah):
“Bertahajudlah kamu pada sebagian malam hari sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra: 79)
Kendati ibadah tambahan, tahajud sangat dianjurkan. Dalam fiqih disebut sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Bahkan, shalat tahajud menduduki posisi kedua setelah shalat wajib.
Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah: “Shalat yang manakah yang paling utama setelah shalat wajib?” Beliau menjawab, “Shalat tahajud.” (HR. Muslim)
MAKNA DAN RAHASIA SHALAT TAHAJUD
Tahajud artinya bangun dari tidur di malam hari. Dengan demikian, shalat tahajud dikerjakan di malam hari dan dilaksanakan setelah tidur terlebih dahulu, walaupun tidurnya hanya sebentar.
Mengapa shalat tahajud dilakukan setelah tidur? Bangun tidur pasti pikiran kita lebih segar. Bayangkan, dalam satu hari jantung kita berdetak sebanyak 100.000 kali, darah kita mengalir melalui 17 juta mil arteri, urat darah halus, dan juga pembuluh-pembuluh darah. Tanpa kita sadari, rata-rata sehari kita berbicara 4.000 kata, bernapas sebanyak 20.000 kali, menggerakkan otot-otot besar sebanyak 750 kali, dan mengoperasikan 14 miliar sel otak. Manusia perlu istirahat. Dan tidur adalah istirahat yang sangat baik menurut ilmu kesehatan. Dengan tidur berarti terjadi proses pemulihan sel tubuh, penambahan kekuatan dan otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Tak heran kalau Allah Ta'ala berkehendak agar shalat tahajud dikerjakan setelah tidur.
Mengapa pula tengah atau sepertiga malam? Malam yang hening dan tenang menunjang konsentrasi seseorang.
“Sesungguhnya bagun di waktu malam adalah lebih mengena dan bacaannya lebih berkesan. Pada siang hari engkau mempunyai urusan yang panjang. Sebutlah nama Tuhan-mu dan beribadahlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.” (QS. Al-Muzzammil: 1-8)
Menurut At-Tabari, bacaannya lebih berkesan maksudnya adalah bahwa shalat malam lebih membekas di hati daripada shalat di siang hari.
Kala aktivitas hidup pun terhenti dan kebanyakan manusia terlelap dalam tidurnya, bangun malam juga menghindarkan kita dari riya. Tahajud di malam hari mengajarkan keikhlasan. Ia juga barometer bagi kesungguhan seseorang dalam beribadah. Sengaja bangun malam hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki niat kuat pula. Niat yang kuat pasti didorong oleh motivasi yang kuat sehingga pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh.
Rasulullah ﷺ memberitahu kita:
“Sedekat-dekatnya Rabb dengan hamba adalah waktu pertengahan malam yang akhir. Jika kamu sanggup berzikir pada waktu itu, lakukanlah.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, dan Nasai)
Dalam hadits lain, beliau ﷺ menuturkan bahwa:
Sebelum terbit fajar selalu ada dua malaikat yang menyeru, “Adakah orang yang ingin bertobat? Jika ada, pasti diterima taubatnya. Adakah orang yang menginginkan sesuatu? Jika ada, pasti diberi, dan adakah orang yang beristigfar? Jika ada, pasti diampuni.” Lalu, Rasulullah ﷺ menyeru, “Sambutlah uluran Allah ini (dengan shalat tahajud).”
Wallahu A’lam
Referensi:
Shalat Tahajud Bersama Nabi, Karangan Ibnu Muhammad Salim.
Referensi:
Shalat Tahajud Bersama Nabi, Karangan Ibnu Muhammad Salim.
0 comments:
Silahkan berkomentar dengan menggunakan ETIKA yang baik dan sopan (◠‿◠)